Sabtu, 12 Mei 2012

Analisa film dengan menggunakan diagnosis multiaksial


Tugas Mata Kuliah Psikologi Klinis
“Analisa Film Gangguan Jiwa Berdasarkan Buku PPDGJ
Dengan Menggunakan Diagnosa Multiaksial”
Nama                          : Siti Mahgfirah
Prodi                           : Psikologi
Semester/kelas           : IV/A
Dosen                          : dr. Siti Nurfitria, S.Ked


Judul Film      : Sweet Memory
Gendre           : Korea
Gangguan      : Demensia pada alzeimer onset dini
Penyebab       : Genetik
Aksis I :
-          Gangguan klinis
-          Kondisi lain yang menjadi fokus  perhatian klinis
Nomor kode diagnosis
Nama diagnosis menurut PPDGJ III
Keterangan
F00.0
Demensia pada penyakit Alzheimer onset dini
-       Penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai mengganggu kegiatan harian
-       Onsetnya belum usia 63 tahun (penderita berusia 27 tahun)
-       Ada riwayat keluarga yang berpenyakit Alzheimer (kakeknya)
F32.0
Episode depresi ringan
Sebelum bersuami , penderita pernah hendak kabur bersama suami orang, namun laki-laki tersebut tidak datang pada waktu yang telah disepakati sehingga penderita mengalami kesedihan mendalam
Z63.0
Masalah yang berhubungan dengan pasangan
Sejak penderita divonis oleh psikiater mennderita alzheimer, dia sampai minta cerai sama suaminya karena ingatannya mulai menghilang

Aksis II :
-          Gangguan kepribadian
-          Retardasi mental
Nomor kode diagnosis
Nama diagnosis menurut PPDGJ III
Keterangan
F60.6
Gangguan cemas (menghindar)
Penderita merasa  takut dan tegang setelah mengetahui dirinya menderita alzheimer sehingga dia selalu menghindar dari suaminya dan pekerjaanya karena dia merasa tidak mampu dan rendah

Aksis III :
-          Kondisi medik umum
Nomor kode diagnosis
Nama diagnosis menurut PPDGJ III
Keterangan

Tidak ada


Aksis IV :
-          Masalah psikososial dan lingkungan
Nomor kode diagnosis
Nama diagnosis menurut PPDGJ III
Keterangan

Tidak ada


Aksis V :
Skala penilaian fungsi secara global

Nilai

Keterangan

55
-       Gejala berat (serius), distabilitas berat
-    Penderita mengalami gangguan beberapa waktu setelah menikah sehingga dia lupa (pikun) pada suaminya namun karena kesabaran suami dalam merawatnya, dia dibawa pulang dari rumah sakit jiwa dan dibawa ke tempat pertama kali ketemu dan akhirnya ingatan penderita dapat normal kembali


Review jurnal konseling emotif rasional


REVIEW JURNAL
“Efektifitas Konseling Rasional Emotif Dengan Teknik Relaksasi untuk Membantu Siswa Mengatasi Kecemasan Menghadapi Ujian”
Oleh : Esty Rokhyani

A.    Pembukaan (Latar belakang)
            Ujian atau tes merupakan kegiatan akademik. Sedangkan kecemasan yang sering dialami oleh siswa di sekolah, salah satunya kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes. Kecemasan dapat menggangu kinerja akademis dan penampilan siswa dalam menghadapi ujian. Keadaan tertekan dan panik akan menurunkan hasil-hasil belajar. Selain itu kecemasan siswa yang terlalu tinggi dalam menghadapi ujian atau tes justru akan menurunkan kinerja otak siswa dalam belajar.
            Penelitian dalan jurnal terlapir merupakan fakta di lapangan yang mengupas banyaknya siswa SMPN 5 Nganjuk yang mengalami kecemasan menghadapi ujian atau tes.
            Dari fenomena tersebut maka peneliti ingin mengetahui keefektifan pelaksanaan konseling rasional emotif dengan teknik relaksasi dalam membantu siswa mengatasi kecemasan menghadapi ujian.

B.     Pembahasan
            Konseling dengan pendekatan rasional emotif merupakan suatu pendekatan terapi yang memfokuskan kepada upaya untuk mengubah pola berfikir klien yang irasional sehingga dapat mengurangi gangguan emosi atau perilaku yang maladaptif.
            Seiring dengan berkembangkan pengetahuan, konseling dengan pendekatan rasional emotif dimasukkan juga teori belajar (Conditioning) dan berupaya menerapkannya agar klien secara langsung bisa mengubah prilakunya sendiri (deconditioning), sehingga konseling dengan pendekatan rasional emotif banyak memakai teknik-teknik behavioral seperti ; relaksasi, didaktif, reedukasi, berkhayal, konfrontasi.  
            Adapun Tujuan utama konseling rasional emotif adalah sebagi berikut :
·         Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan dan pandangan-pandangan yang irasional dan ilogis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan aktualisasinya seoptimal mungkin melalui perilaku kognitif dan efektif yang positif.
·         Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri, seperti: Rasa benci, rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, was-was, dan marah sebagai konsekuensi keyakinan yang keliru dengan jalan mengajar dan melatih klien untuk menghadapi hidup secara nasional dan membangkitkan kepercayaan, serta nilai-nilai kemampuan diri sendiri.
            Teknik yang digunakan dalam terapi ini yaitu relaksasi. Menurut pandangan ilmiah , relaksasi merupakan perpanjangan serabut otot skeletal , sedangkan ketegangan merupakan kontraksi terhadap perpindahan serabut. Peranan dari teknik relaksasi itu sendiri adalah untuk membantu klien menurunkan getaran-getaran fisiologis dan untuk menimbulkan suatu perasaan yang positif dan netral.
            Adapun tahap teknik  relaksasi dalam terapi emotif rasional ini sebagi berikut :
·         Rasional
Konselor mengemukakan tujuan prosedur singkat pelaksanaan relaksasi, serta konfirmasi tentang kesediaan / kesungguhan klien menggunakan strategi ini.
·         Instruksi tentang pemakaian
Sebelum latihan sebenarnya, klien hendaknya diberi petunjuk baju yang layak untuk direlaksasi
·         Menciptakan lingkungan yang nyaman
            Lingkungan latihan hendaknya tenang dan bebas dari suara yang mengganggu seperti berderingnya telepon, suara TV, radio maupun lalu- lalangnya anak-anak.Konselor memberi contoh latihan relaksasi.
·         Konselor memberi contoh latihan relaksasi
            Konselor hendaknya memberi contoh secara singkat beberapa latihan otot yang akan dipakai dalam relaksasi.
·         Instruksi-instruksi / penyajian untuk relaksasi otot
            Suara konselor hendaknya berbentuk kecakapan, bukan dramatisasi.
·         Penilaian setelah latihan
            Konselor menanyakan klien tentang sesion pertama latihan relaksasi, dengan mendiskusikan masalah-masalah jika selama latihan klien mengalaminya.
·         Tindak lanjut (follow up)
            Konselor menugaskan pekerjaan rumah dan meminta klien untuk mengisi buku penilaian terhadap pelatihan relaksasi di rumah itu.
            Sampel yang diambil sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 10 siswa kelas VIII (5 pria dan 5 wanita) dan 14 siswa kelas VII (8 pria dan 6 wanita). Selanjutnya subyek penelitian sebanyak 24 siswa dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 12 siswa. Untuk mengukur kategori kecemasan menghadapi ujian atau tes digunakan inventori kecemasan menghadapi ujian atau tes, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa subyek penelitian dalam kelompok perlakuan mengalami penurunan skor kecemasan menghadapi ujian atau tes cukup signifikan seperti yang telah tertera di dalam tabel jurnal.
C.      Penutup (Kesimpulan)
Dari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa :
            Ada perbedaan tingkat kecemasan menghadapi ujian atau tes secara sangat signifikan pada kelompok subyek perlakuan sebelum dan sesudah diberikan konseling rasional emotif dengan teknik relaksasi.
·         Konseling rasional emotif dengan teknik relaksasi sangat efektif untuk membantu menangani kecemasan menghadapi ujian atau tes.