Selasa, 08 Juli 2014

bab 3


BAB III
                                            METODE PENELITIAN                            

3.1 Rancangan Penelitian
             Rancangan penelitian menggambarkan cara yang dilakukan oleh peneliti  untuk memperoleh data yang valid sesuai dengan variabel dan tujuan penelitian.
             Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional, untuk mengetahui adakah hubungan gaya hidup hedonis dan perilaku konsumtif pada komunitas Hijabi Madura.
            Adapun rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1
Rancangan Penelitian
 











Penelitian ini untuk mengetahui hubungan gaya hidup hedonis sebagai variabel bebas (X) dan perilaku konsumtif sebagai variabel terikat (Y). Dari gambar di atas terlihat adanya garis dengan panah hitam yang menghubungkan antara kedua variabel.

3.2 Definisi Operasional Variabel
               Variabel penelitian yang digunakan dalm penelitian ini adalah :
Variabel bebas (X)                   : Gaya hidup hedonis
Variabel tergantung (Y)          : Perilaku konsumtif komunitas hijabers
               Adapun defisini operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
 
3.2.1   Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah pola hidup seseorang yang mengutamakan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama dalam hidupnya yang dapat diamati dalam beberapa indikator, yaitu  suka mencari perhatian, cenderung impulsif, kurang rasional, cenderung follower, mudah dipengaruhi (Kunto, 1999), dan senang mengisi waktu luang di tempat santai (Susanto, 2001), serta boros (Salam, 2000). Indikator tersebut nanti akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan skala gaya hidup hedonis. Semakin tingggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula gaya hidup hedonis. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula gaya hidup hedonis.

3.2.2   Perilaku Konsumtif Komunitas Hijabi Madura
Perilaku konsumtif adalah keseringan konsumen membeli suatu barang atau produk demi sebuah pengakuan, di mana secara nyata produk tersebut tidak dibutuhkan, dan bersifat berlebihan sebagai usaha untuk memperoleh kesenangan atau kebahagiaan, meskipun hanya bersifat semu, serta menggambarkan suatu tidakan yag tidak rasional dan bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan efisiensi biaya.
Adapun barang yang sering menjadi objek perilaku konsumtif pada komunitas hijabers adalah baju, jilbab, sepatu, tas, perhiasan, dan kosmetik.
Perilaku konsumtif ini diungkap dengan menggunakan skala perilaku konsumtif yang disusun berdasarakan indikator perilaku konsumtif (Mahdalena, dalam Utami : 2008) yaitu : pembelian yang bersifat berlebihan, boros, dan kepuasan semu. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula perilaku konsumtifnya. Semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah pula perilaku konsumtifnya.

3.3    Populasi dan Sampel  
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 157 orang.


3.3.2 Sampel
Sugiyono (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah komunitas Hijabi Madura yang mempuyai karakteristik sebagai berikut :
a.         Berusia 18-21 tahun. Yaitu masa remaja akhir. Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan diterima orang dewasa (Mönks dkk, 2006)
b.        Masih aktif sebagai komunitas Hijabi Madura hingga sekarang.
c.         Belum bekerja.
 Berdasarkan karakteristik di atas, maka terdapat 44 orang yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini
3.3.3  Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Peneliti memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian ini. (Martono, 2011)

3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengambilan Data
 Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang dibutuhkan adalah metode skala dengan tujuan untuk mengetahui perilaku konsumtif dan gaya hidup hedonis.
Skala adalah alat untuk mengukur nilai/keyakinan, sikap dan hal yang berkaitan dengan personological variable (Suharsaputra, 2012). Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala.
Menurut  Azwar (2012) skala adalah suatu prosedur pengambilan data suatu alat ukur afektif yang merupakan konstruk atau alat ukur psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala gaya hidup hedonis dan  skala perilaku konsumtif.
1.      Skala Gaya Hidup Hedonis
Adapun penyusunan skala gaya hidup hedonis yaitu berdasarkan karakteristik yang telah diungkapkan Kunto (1999)  sebagai berikut :
a.       Suka menari perhatian
b.      Cenderung impulsif (melakukan atas desakan hati)
c.       Kurang rasional
d.      Cenderung follower (ikut-ikutan trend)
e.       Mudah dipengaruhi
f.       Santai
g.      Boros
                 Skala ini menggunakan skala Likert yang akan dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban, yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skala Likert dengan empat alternatif jawaban dirasakan sebagai hal yang paling tepat. Jika digunakan lima alternatif  jawaban dengan jawaban netral yang ada di tengah, maka akan membuat hasil menjadi rancu (Sarjono, 2011)
            Skala gaya hidup hedonis terdiri dari 40 item dengan rincian dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3.1
Blue Print  Skala Gaya Hidup Hedonis

No

Indikator
Nomor Item

Jumlah

Bobot
Favourable
Unfavourable
1.
Suka mencari perhatian

1, 15, 29

2, 16, 30

6

15 %
2.
Cenderung impulsif
3, 17, 31
4, 18, 32
6
15 %
3.
Kurang rasional
5, 19
6, 20
4
10 %
4.
Cenderung follower (ikut-ikutan trend)

7, 21, 33

8, 22, 34

6

15 %
5
Mudah dipengaruhi
9, 23, 35
10, 24, 36
6
15 %
6
Santai
11, 25, 37
12, 26, 38
6
15 %
7
Boros
13, 27, 39
14, 28, 40
6
15 %
Total
20
20
40
100 %

Bentuk penilain skala gaya hidup hedonis terbagi empat kemungkinan jawaban yang bergerak dari satu ke empat, yaitu dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subyek diminta untuk memilih salah satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia. Setiap ciri dalam skala gaya  hidup hedonis terdiri dari item-item yang sifatnya favourable (positif) dan item-item yang berisifat unfavourable (negatif). Setiap pernyataan mempunyai  empat alternatif jawaban dengan nilai yang bergerak dari satu sampai empat. Favourable artinya sesuai dengan pernyataan yang diajukan. Jawaban SS mendapatkan skor 4, jawaban S mendapatkan skor 3, jawaban TS mendapatkan skor 2, jawaban STS mendapatkan skor 1. Sedangkan unfavourable artinya tidak sesuai dengan pernyataan yang diajukan, jawaban SS mendapatkan skor 1, jawaban S mendapatakan skor 2, jawaban TS mendapatkan skor 3, jawaban STS mendapatkan skor 4.
2.      Skala Perilaku Konsumtif
               Adapun penyusunan skala perilaku konsumtif yaitu berdasarkan tiga indikator yang dikemukakan oleh Mahdalena (dalam Utami, 2008) sebagai berikut:
a.       Pola konsumsi yang berlebihan
b.      Kepuasan semu
c.       Boros
                  Sama halnya dengan skala dalam gaya hidup hedonis, skala dalam perilaku konsumtif juga menggunakan skala Likert yang akan dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban, yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skala Likert dengan empat alternatif jawaban dirasakan sebagai hal yang paling tepat. Jika digunakan lima alternatif  jawaban dengan jawaban netral yang ada di tengah, maka akan membuat hasil menjadi rancu (Sarjono, 2011)
               Skala perilaku konsumtif pada komunitas hijabers terdiri dari 40 item dengan rincian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 3.2
Blue Print Skala Perilaku Konsumtif


No

Indikator
Nomor Item

Jumlah

Bobot
Favourable
Unfavourable

1.
Pola konsumsi yang berlebihan
1, 7, 13, 19, 25, 29, 33, 35, 37, 39
2, 8, 14, 20, 26, 30, 34, 36, 38, 40

20

50 %
2.
Kepuasan semu
3, 9, 15, 21
4, 10, 16, 22
8
20 %
3
Boros
5, 11, 17, 23,  27, 31
6, 12, 18, 24, 28, 32
12
 30 %
Total
20
20
40
100 %

Bentuk penilain skala terbagi empat kemungkinan jawaban yang bergerak dari satu ke empat, yaitu dari Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subyek diminta untuk memilih salah satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia. Setiap ciri dalam skala gaya  hidup hedonis terdiri dari item-item yang sifatnya favourable (positif) dan item-item yang berisifat unfavourable (negatif). Setiap pernyataan mempunyai  empat alternatif jawaban dengan nilai yang bergerak dari satu sampai empat. Favourable artinya sesuai dengan pernyataan yang diajukan. Jawaban SS mendapatkan skor 4, jawaban S mendapatkan skor 3, jawaban TS mendapatkan skor 2, jawaban STS mendapatkan skor 1. Sedangkan unfavourable artinya tidak sesuai dengan pernyataan yang diajukan, jawaban SS mendapatkan skor 1, jawaban S mendapatakan skor 2, jawaban TS mendapatkan skor 3, jawaban STS mendapatkan skor 4.
3.5    Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
3.5.1 Validitas
Validitas sering dikonsepkan sebagai sejauhmana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2011). Validitas suatu pengukuran senantiasa berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan dari  alat ukur yang digunakan.
Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang hendak diukur (Azwar, 2012).
Salah satu caranya menggunakan validitas konstruksi. Validitas konstruk adalah mengkonstruksikan instrumen dengan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan teori tertentu (Sugiyono, 2011). Selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli, yaitu pembimbing untuk meminta pendapat tentang instrumen tersebut (Professional Judgment). Setelah itu uji validitas alat ukur dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antarskor aitem instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total (Sugiyono, 2011).
Keabsahan butir tiap-tiap skala gaya hidup hedonis dan perilaku konsumtif menggunakan taraf signifikansi p < 0,05. Jadi, dari semua butir yang dianggap sahih hanyalah butir yang memiliki angket peluang ralat (p) tidak lebih dari 5% (p < 0,05). Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumen/alat ukur ialah dengan mengkorelasikan skor/nilai yang diperoleh pada masing-masing pertanyaan/pernyataan dari semua responden dengan skor/nilai setiap pertanyaan/pernyataan dari semua responden. Korelasi antara skor/nilai setiap pertanyaan/pernyataan dan skor/nilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu, misalnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson. Adapun rumus korelasi product moment tersebut yakni:
Keterangan :
         = Korelasi antar aitem
N            = Jumlah responden
X            = Skor aitem
Y            = Skor total
         = Jumlah skor aitem
         = Jumlah skor total
      = Jumlah skor skala aitem dengan skor total

Penghitungan validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product and Service Solution) 17.0 for windows.

3.5.2   Reliabilitas
Sedangkan menurut Azwar (2012), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama.
Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal, yaitu single trial administration. Skala psikologisnya hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang praktis, ekonomis, dan memiliki efisiensi tinggi (Sugiyono, 2011).
Dalam menguji reliabilitas instrumen penelitian, maka peneliti menggunakan cronbach’s alpha (a) dengan besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dan tidak ada patokan yang pasti. Namun patokan yang peneliti ikuti yaitu jika koefisien reliabilitas > 0,6 maka skala dikatakan reliabel.
Teknik alpha yang dikembangkan cronbach dipilih untuk mengukur reliabilitas antaraitem yang paling populer dan menunjukkan indeks konsistensi yang cukup sempurna. Reliabilitas merupakan konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Azwar, 2012). Rumus formula alpha adalah sebagai berikut :
Keterangan :

K            = jumlah aitem dalam instrumen
      = varians belahan
  = varians total

Dengan melihat tabel reliability statistics, dapat diketahui nilai Croanbach’s alpha jumlah item pernyataan. Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika nilai Croanbach’s alpha > 0,60.
 Selanjutnya penghitungan statistik menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 17.0 for windows.


3.6. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011), dalam penelitian kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden. Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Penelitian ini dilakukan pada populasi tanpa diambil sampelnya (Sugiyono, 2011)
Data yang diperoleh akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian ini dengan metode statistik untuk mengetahui signifikansi korelasi product moment antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada komunitas hijabers. Analisis data ini dilakukan dengan bantuan SPSS 17,0 for windows
Adapun rumus dari dari  product moment sebagai berikut :
rxy
Keterangan :

rxy       =  Koefisien korelasi antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif
xy     =  Jumlah perkalian skor antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif
x       =  Jumlah skor gaya hidup hedonis
y       =  Jumlah skor perilaku konsumtif
N         =  Jumlah subyek penelitian

Alasan menggunakan teknik korelasi product moment karena dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variavel tergantung dan variabel bebas. Dengan teknik ini ingin diketahui apakah ada hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada komunitas hijabers. Semakin besar koefisien korelasi dan arahnya positif , maka semkin besar pula hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada komunitas hijabers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar