BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menggambarkan cara yang
dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh
data yang valid sesuai dengan variabel dan tujuan penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
korelasional, untuk mengetahui adakah hubungan gaya hidup hedonis dan perilaku
konsumtif pada komunitas Hijabi
Madura.
Adapun
rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini untuk mengetahui hubungan gaya hidup hedonis sebagai variabel bebas (X) dan perilaku konsumtif sebagai variabel terikat (Y). Dari gambar di atas terlihat adanya garis dengan panah
hitam yang menghubungkan antara kedua variabel.
3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian
yang digunakan dalm penelitian ini adalah :
Variabel bebas (X) :
Gaya hidup hedonis
Variabel tergantung (Y) :
Perilaku konsumtif komunitas hijabers
Adapun defisini
operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
3.2.1 Gaya Hidup Hedonis
Gaya hidup hedonis adalah pola hidup
seseorang yang mengutamakan kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama
dalam hidupnya yang dapat diamati dalam beberapa indikator, yaitu suka mencari perhatian, cenderung impulsif,
kurang rasional, cenderung follower, mudah dipengaruhi (Kunto, 1999), dan
senang mengisi waktu luang di tempat santai (Susanto, 2001), serta boros (Salam,
2000). Indikator tersebut nanti akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan
skala gaya hidup hedonis. Semakin tingggi skor yang diperoleh maka semakin
tinggi pula gaya hidup hedonis. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh
maka semakin rendah pula gaya hidup hedonis.
3.2.2 Perilaku Konsumtif Komunitas Hijabi Madura
Perilaku konsumtif adalah keseringan konsumen membeli
suatu barang atau produk demi sebuah pengakuan, di mana secara nyata produk
tersebut tidak dibutuhkan, dan bersifat
berlebihan sebagai usaha untuk memperoleh kesenangan atau kebahagiaan, meskipun
hanya bersifat semu, serta menggambarkan suatu tidakan yag tidak rasional dan
bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan
efisiensi biaya.
Adapun barang yang sering menjadi objek perilaku
konsumtif pada komunitas hijabers adalah baju, jilbab, sepatu, tas, perhiasan,
dan kosmetik.
Perilaku konsumtif ini diungkap dengan menggunakan
skala perilaku konsumtif yang disusun berdasarakan indikator perilaku konsumtif
(Mahdalena, dalam Utami : 2008) yaitu : pembelian yang bersifat berlebihan,
boros, dan kepuasan semu. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin
tinggi pula perilaku konsumtifnya. Semakin rendah skor yang diperoleh maka
semakin rendah pula perilaku konsumtifnya.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut
Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 157 orang.
3.3.2 Sampel
Sugiyono (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tertentu.
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah komunitas Hijabi Madura yang mempuyai karakteristik sebagai berikut
:
a.
Berusia 18-21 tahun. Yaitu masa remaja akhir. Masa ini ditandai oleh persiapan akhir
untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Keinginan yang kuat untuk menjadi
matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan diterima orang dewasa (Mönks dkk, 2006)
b.
Masih aktif sebagai komunitas Hijabi Madura
hingga sekarang.
c.
Belum bekerja.
Berdasarkan karakteristik di atas,
maka terdapat 44 orang yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini
3.3.3 Teknik
Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Peneliti memilih orang yang benar-benar mengetahui atau
memiliki kompetensi dengan topik penelitian ini. (Martono, 2011)
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengambilan Data
Metode
pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan adalah metode skala dengan tujuan untuk mengetahui perilaku
konsumtif dan gaya hidup hedonis.
Skala adalah alat untuk mengukur
nilai/keyakinan, sikap dan hal yang berkaitan dengan personological variable
(Suharsaputra, 2012). Untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala.
Menurut
Azwar (2012) skala adalah suatu prosedur pengambilan data suatu
alat ukur afektif yang merupakan konstruk atau alat ukur psikologis yang
menggambarkan aspek kepribadian individu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala gaya
hidup hedonis dan skala perilaku
konsumtif.
1. Skala Gaya Hidup Hedonis
Adapun penyusunan skala gaya hidup hedonis
yaitu berdasarkan karakteristik yang telah diungkapkan Kunto (1999) sebagai berikut :
a. Suka menari perhatian
b. Cenderung impulsif (melakukan atas desakan hati)
c. Kurang rasional
d. Cenderung follower (ikut-ikutan trend)
e. Mudah dipengaruhi
f. Santai
g. Boros
Skala
ini menggunakan skala Likert yang akan dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban, yakni
sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai
(STS). Skala
Likert dengan empat alternatif jawaban dirasakan sebagai hal yang paling tepat.
Jika digunakan lima alternatif jawaban
dengan jawaban netral yang ada di tengah, maka akan membuat hasil menjadi rancu (Sarjono, 2011)
Skala
gaya hidup hedonis terdiri dari 40 item dengan rincian dapat dilihat pada tabel
2.
Tabel 3.1
Blue Print
Skala Gaya Hidup Hedonis
No
|
Indikator
|
Nomor Item
|
Jumlah
|
Bobot
|
|
Favourable
|
Unfavourable
|
||||
1.
|
Suka
mencari perhatian
|
1, 15, 29
|
2, 16, 30
|
6
|
15 %
|
2.
|
Cenderung
impulsif
|
3, 17, 31
|
4, 18, 32
|
6
|
15 %
|
3.
|
Kurang
rasional
|
5, 19
|
6, 20
|
4
|
10 %
|
4.
|
Cenderung follower (ikut-ikutan trend)
|
7, 21, 33
|
8, 22, 34
|
6
|
15 %
|
5
|
Mudah dipengaruhi
|
9, 23, 35
|
10, 24, 36
|
6
|
15 %
|
6
|
Santai
|
11, 25, 37
|
12, 26, 38
|
6
|
15 %
|
7
|
Boros
|
13, 27, 39
|
14, 28, 40
|
6
|
15 %
|
Total
|
20
|
20
|
40
|
100 %
|
Bentuk penilain skala gaya hidup hedonis
terbagi empat kemungkinan jawaban yang bergerak dari satu ke empat, yaitu dari
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai
(STS). Subyek diminta untuk memilih salah satu dari empat kemungkinan jawaban
yang tersedia. Setiap ciri dalam skala gaya
hidup hedonis terdiri dari item-item yang sifatnya favourable (positif)
dan item-item yang berisifat unfavourable (negatif). Setiap pernyataan
mempunyai empat alternatif jawaban
dengan nilai yang bergerak dari satu sampai empat. Favourable artinya
sesuai dengan pernyataan yang diajukan. Jawaban SS mendapatkan skor 4, jawaban
S mendapatkan skor 3, jawaban TS mendapatkan skor 2, jawaban STS mendapatkan
skor 1. Sedangkan unfavourable artinya tidak sesuai dengan pernyataan
yang diajukan, jawaban SS mendapatkan skor 1, jawaban S mendapatakan skor 2,
jawaban TS mendapatkan skor 3, jawaban STS mendapatkan skor 4.
2. Skala Perilaku Konsumtif
Adapun penyusunan skala perilaku
konsumtif yaitu berdasarkan tiga indikator yang dikemukakan oleh Mahdalena
(dalam Utami, 2008) sebagai berikut:
a. Pola konsumsi yang berlebihan
b. Kepuasan semu
c. Boros
Sama halnya dengan skala dalam gaya hidup
hedonis, skala dalam
perilaku konsumtif juga menggunakan skala Likert yang akan dimodifikasi dengan empat pilihan
jawaban, yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat
tidak sesuai (STS). Skala
Likert dengan empat alternatif jawaban dirasakan sebagai hal yang paling tepat.
Jika digunakan lima alternatif jawaban
dengan jawaban netral yang ada di tengah, maka akan membuat hasil menjadi rancu (Sarjono, 2011)
Skala perilaku
konsumtif pada komunitas hijabers terdiri dari 40 item dengan rincian
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 3.2
Blue Print Skala Perilaku Konsumtif
No
|
Indikator
|
Nomor Item
|
Jumlah
|
Bobot
|
|
Favourable
|
Unfavourable
|
||||
1.
|
Pola
konsumsi yang berlebihan
|
1, 7, 13, 19, 25, 29, 33, 35, 37, 39
|
2, 8, 14, 20, 26, 30, 34, 36, 38, 40
|
20
|
50 %
|
2.
|
Kepuasan
semu
|
3, 9, 15, 21
|
4, 10, 16, 22
|
8
|
20 %
|
3
|
Boros
|
5, 11, 17, 23,
27, 31
|
6, 12, 18, 24, 28, 32
|
12
|
30 %
|
Total
|
20
|
20
|
40
|
100 %
|
Bentuk penilain skala terbagi empat
kemungkinan jawaban yang bergerak dari satu ke empat, yaitu dari Sangat Sesuai
(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Subyek
diminta untuk memilih salah satu dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia.
Setiap ciri dalam skala gaya hidup
hedonis terdiri dari item-item yang sifatnya favourable (positif) dan item-item
yang berisifat unfavourable (negatif). Setiap pernyataan mempunyai empat alternatif jawaban dengan nilai yang
bergerak dari satu sampai empat. Favourable artinya sesuai dengan
pernyataan yang diajukan. Jawaban SS mendapatkan skor 4, jawaban S mendapatkan
skor 3, jawaban TS mendapatkan skor 2, jawaban STS mendapatkan skor 1.
Sedangkan unfavourable artinya tidak sesuai dengan pernyataan yang
diajukan, jawaban SS mendapatkan skor 1, jawaban S mendapatakan skor 2, jawaban
TS mendapatkan skor 3, jawaban STS mendapatkan skor 4.
3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
3.5.1 Validitas
Validitas sering dikonsepkan sebagai
sejauhmana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2011). Validitas
suatu pengukuran senantiasa berhubungan dengan kesesuaian dan kecermatan
dari alat ukur yang digunakan.
Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila
benar-benar sesuai dan menjawab secara cermat tentang variabel yang hendak
diukur (Azwar, 2012).
Salah satu caranya menggunakan validitas
konstruksi. Validitas konstruk adalah mengkonstruksikan instrumen dengan
aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan teori tertentu (Sugiyono, 2011).
Selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli, yaitu pembimbing untuk meminta
pendapat tentang instrumen tersebut (Professional Judgment). Setelah itu
uji validitas alat ukur dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan
mengkorelasikan antarskor aitem instrumen dalam suatu faktor, dan
mengkorelasikan skor faktor dengan skor total (Sugiyono, 2011).
Keabsahan butir tiap-tiap skala gaya hidup hedonis dan perilaku konsumtif menggunakan taraf signifikansi p <
0,05. Jadi, dari semua butir yang dianggap sahih hanyalah butir yang memiliki
angket peluang ralat (p) tidak lebih dari 5% (p < 0,05). Cara
yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu
instrumen/alat ukur ialah dengan mengkorelasikan skor/nilai yang diperoleh pada
masing-masing pertanyaan/pernyataan dari semua responden dengan skor/nilai
setiap pertanyaan/pernyataan dari semua responden. Korelasi antara skor/nilai
setiap pertanyaan/pernyataan dan skor/nilai total haruslah signifikan
berdasarkan ukuran statistik tertentu, misalnya dengan menggunakan teknik
korelasi product moment dari Pearson. Adapun rumus korelasi product
moment tersebut yakni:
Keterangan :
= Korelasi antar aitem
N = Jumlah responden
X = Skor aitem
Y = Skor total
= Jumlah skor aitem
= Jumlah skor total
= Jumlah skor skala aitem dengan skor
total
Penghitungan
validitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS (Statistic Product and Service Solution) 17.0 for
windows.
3.5.2 Reliabilitas
Sedangkan menurut Azwar (2012), reliabilitas
adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan
hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang
sama.
Uji reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan reliabilitas konsistensi internal, yaitu single trial administration. Skala
psikologisnya hanya diberikan satu kali saja pada sekelompok individu sebagai
subjek. Pendekatan ini dipandang praktis, ekonomis, dan memiliki efisiensi
tinggi (Sugiyono, 2011).
Dalam menguji reliabilitas instrumen
penelitian, maka peneliti menggunakan cronbach’s alpha (a) dengan
besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai 1,00 dan tidak ada
patokan yang pasti. Namun patokan yang peneliti ikuti yaitu jika koefisien
reliabilitas > 0,6 maka
skala dikatakan reliabel.
Teknik alpha yang dikembangkan cronbach
dipilih untuk mengukur reliabilitas antaraitem yang paling populer dan
menunjukkan indeks konsistensi yang cukup sempurna. Reliabilitas merupakan
konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan
pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari
waktu ke waktu (Azwar, 2012). Rumus formula alpha adalah sebagai berikut :
Keterangan :
K =
jumlah aitem dalam instrumen
=
varians belahan
= varians total
Dengan melihat tabel reliability statistics, dapat diketahui
nilai Croanbach’s alpha jumlah item pernyataan. Suatu alat ukur
dikatakan reliabel jika nilai Croanbach’s alpha
> 0,60.
Selanjutnya
penghitungan statistik menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 17.0
for windows.
3.6. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2011), dalam
penelitian kuantitatif analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data
adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden.
Mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik
analisis statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.
Penelitian ini dilakukan pada populasi tanpa diambil sampelnya (Sugiyono, 2011)
Data yang diperoleh akan dianalisis untuk
mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian ini dengan metode statistik untuk
mengetahui signifikansi korelasi product moment antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada komunitas hijabers.
Analisis data ini dilakukan dengan bantuan SPSS 17,0 for windows
Adapun rumus dari
dari product moment sebagai
berikut :
rxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif
∑xy = Jumlah
perkalian skor antara
gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif
∑x = Jumlah skor gaya hidup
hedonis
∑y = Jumlah
skor perilaku
konsumtif
N = Jumlah
subyek penelitian
Alasan menggunakan teknik korelasi product
moment karena dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variavel
tergantung dan variabel bebas. Dengan teknik ini ingin diketahui apakah ada
hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada komunitas hijabers.
Semakin besar koefisien korelasi dan arahnya positif , maka semkin besar pula
hubungan antara gaya hidup hedonis dengan perilaku konsumtif pada komunitas hijabers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar